Mengenaskan Tukang Galon Membunuh Anak dan Ibu Karena Birahi



Meoctupdate - Aksi seorang tukang galon yang membunuh seorang ibu dan anaknya sungguh keji. Kekejian itu bermula dari berahi sang tukang galon.

Sri Irmawati (32) dan anaknya berumur 10 tahun ditemukan tewas di tempat kosnya di Jalan Kijang, Kelurahan Maccorawalie, Wattang Sawitto, Pinrang, Sulawesi Selatan. Dia dibunuh oleh AS (19), yang bekerja sebagai tukang galon.


Jenazah mereka ditemukan pada Minggu (17/6/2021), sekitar pukul 12.30 Wita. Polisi pun memasang garis polisi di tempat kejadian perkara (TKP) untuk olah TKP.


Di lokasi kejadian, ditemukan tiga pisau dapur dan satu gunting yang digunakan pelaku untuk membunuh korban. Korban pun mendapat beberapa luka tajam dari pelaku.


"Korban Sri Irmawati mengalami luka tusukan pada bagian pinggang Kanan dan punggung belakang serta luka bekas cakaran di leher, sementara korban Adri mengalami luka tusukan pada bagian leher sebelah kanan," kata kata Kasat Reskrim Polres Pinrang Iptu Deki Marizaldi, Minggu (27/6).


Pelaku Berniat Memperkosa Korban

Pelaku langsung diamankan tak lama setelah korban ditemukan. Motif pembunuhan terhadap ibu dan anak itu disebut karena pelaku berniat untuk memperkosa SI.


"Terduga pelaku sebagai pengantar galon masuk ke kamar kos milik korban untuk mengantar air galon dan melihat korban yang sementara memakai berpakaian seksi sehingga pelaku bernafsu dan ingin memperkosa korban dengan cara langsung memegang tangan korban dan langsung mendorong badan korban sehingga terjatuh di tempat tidur," ujarnya.


Karena korban melakukan perlawanan, kata Deki, pelaku mengambil pisau dapur yang ada di samping tempat tidur dan menikam korban sebanyak dua kali.


"Dalam keadaan sudah ditikam, pelaku ingin melanjutkan perbuatannya yang ingin memperkosa korban, namun anak korban keluar dari WC sehingga korban berbalik dan memukul perut anak korban Adri kemudian kembali mengambil pisau yang lain dan menikam korban Adri sebanyak dua kali. Setelah melakukan aksinya tersebut pelaku mengunci kamar korban dan membuang kunci kamar korban di sungai," ungkapnya.


Kesaksian Penghuni Kos

Penghuni kos lainnya mengaku sempat mendengar suara gaduh seperti pertengkaran.


"Sekitar pukul 11.15 Wita saya mendengar ada pertengkaran dari dalam kamar korban. Kemudian kami keluar dari kamar dan melihat ada seorang laki-laki keluar dari kos," kata salah seorang penghuni kos lainnya, (27/6) 


Maya mengaku sempat mencoba membuka pintu kamar kos korban, namun terkunci. Dia lalu kembali ke kamarnya.


"Saya mau membuka pintu kamar korban, namun pintu kamar tersebut dalam keadaan terkunci, sehingga kami kembali masuk dalam kamar. Dan saya tidak mengetahui sama sekali kalau kedua korban sudah meninggal dunia," terang Maya.


Maya baru tahu keduanya meninggal setelah suami korban, Ashari, tiba. Suami korban sempat berteriak sehingga membuat penghuni kos lain keluar kamar.


"Kami baru tahu setelah suaminya datang melihat istrinya dan berteriak teriak minta tolong," sebut Maya.


Suami korban, Ashari, mengaku sudah punya firasat buruk. Ashari sempat telepon istrinya dari tempat kerja.


"Saya pagi-pagi berangkat kerja istri kami masih dalam keadaan baik-baik. Setelah pukul 11.55 Wita saya menghubunginya lewat telepon namun tidak diangkat, sehingga saya pulang ke rumah kos," ucapnya.


Setelah sampai di kos, Ashari kembali telepon istrinya. Suara HP korban terdengar dari dalam kamar. Karena terkunci, Ashari meminjam kunci cadangan yang dipegang pengelola kos.


"Dan setelah saya tiba di rumah, kami masih sempat menelpon namun HP-nya belum diangkat dan suaranya kedengaran bunyi dari dalam kamar dan kami mencoba membuka pintu kamar, namun pintu kamar dalam keadaan terkunci, sehingga saya mengambil kunci serep sama ibu kos dan membuka pintu kamar. Dan saya terkejut melihat istri dan anak kami sudah bersimbah darah," cerita Ashari.

LihatTutupKomentar