Dokter dan Pejuang Kemanusiaan Papua, Tigor Silaban, Wafat Akibat COVID-19


Kabar duka datang dari Papua. Mantan Kepala Dinas Kesehatan Papua, dr Tigor Silaban, meninggal dunia pada Jumat (6/8) malam setelah berjuang melawan COVID-19.


Kabar meninggalnya dr Tigor ini dibenarkan oleh Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng M. Faqih.

"Iya benar [meninggal]," kata Daeng saat dikonfirmasi, Sabtu (7/8).


Daeng mengungkapkan telah mendapatkan kabar almarhum positif COVID-19 sejak pekan lalu.

"Saya mendengar sejak lebih dari seminggu yang lalu," ucap dia.


Dari informasi yang beredar, almarhum meninggal dunia di RSUD Jayapura, dan dimakamkan pada Sabtu siang ini.


dr Tigor dikenal sebagai sosok yang melegenda karena berani mengabdi sebagai dokter di pedalaman Papua, sebut saja Oksibil, Jayapura, hingga daerah pegunungan Puncak Jaya. Tak tanggung-tanggung, ia bahkan memilih bekerja di kawasan zona merah yang rawan penembakan Organisasi Papua Merdeka (OPM).


Dikutip dari berbagai sumber, dr Tigor merupakan lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia pada tahun 1972.


Pria berusia 68 tahun ini juga dikenal sebagai putra dari Friedrich Silaban, yang merancang desain Masjid Istiqlal. Friedrich merupakan seorang Nasrani yang dipilih Presiden ke-1 RI Sukarno untuk merancang masjid tersebut lewat sayembara.


Tigor yang merupakan asal Sumut ini juga dikenal sebagai pejuang kemanusiaan yang luar biasa bagi masyarakat pedalaman Papua. Sebab, ia rela melepas kariernya sebagai dokter di Pertamina untuk berangkat ke Papua pada tahun 1979.


Almarhum juga pernah menuliskan sebuah surat yang berisikan janjinya kepada Tuhan bahwa ia akan bekerja sebagai dokter di tempat yang jauh dari Jakarta.


"Saya akan bekerja sebagai dokter di tempat yang jauh sekali dari Jakarta, dan saya akan bekerja lebih banyak di daerah-daerah pedalaman," tulis salah satu janjinya di surat tersebut.


Selamat jalan dr Tigor. Terima kasih atas pengabdianmu.

LihatTutupKomentar