Hari terakhir PPKM Darurat, RS di Surabaya mengalami penurunan pasien COVID-19 hingga 50%. Selama awal PPKM hingga diperpanjang, 14 IGD RS ditutup sementara karena penuh pasien Corona.
Salah satunya RS Husada Utama (RSHU) Surabaya. Selama sebulan PPKM berjalan, pasien COVID-19 menurun hingga 40%. Selain pasien, bed occupancy rate (BOR) juga menurun hingga 60%.
"Alhamdulillah, sudah menurun tajam, sekitar 40% kira-kira. Saat ini yag bergejala yag kami rawat BOR sekitar 60%. IGD juga sudah kami buka normal," kata Dirut RSHU dr Didi Dewanto SpOG saat dihubungi detikcom, Senin (2/8/2021).
Saat ini, pasien yang datang ke IGD RSHU kebanyakan sudah tidak dengan gejala berat. Melainkan kondisi sedang. Namun karena masih ada pasien yang datang, Didi Dewanto mengaku idealnya PPKM diperpanjang, dengan mempertimbangkan faktor ekonomi.
"Sudah tidak terlalu bergejala berat yang datang-datang saat ini. (Tapi) Idealnya ya begitu (PPKM diperpanjang), tapi mungkin ekonomi yang akan lumpuh. Mungkin dibuka bertahap, sesuai saran dari epidemiolog," jelasnya.
Selain RSHU, RS PHC Surabaya juga mengalami penurunan pasien COVID-19 sebanyak 45-50%. Untuk BOR juga mengalami penurunan selama PPKM berlangsung satu bulan ini.
"Dampak PPKM secara langsung atau tidak langsung di RS PHC Surabaya menunjukkan penurunan BOR. Untuk BOR COVID-19 saat ini per 2 Agustus 2021 sebesar 56%. Penurunan pasien covid 45-50% mulai dari awal PPKM sampai dengan saat ini," kata Humas RS PHC Surabaya, Irfan Prayogo.
Irfan mengaku turunnya pasien COVID-19 juga terbantu fasilitas isolasi yang dibuat oleh pemerintah.
"Namun perlu diketahui, bahwa pemerintah juga telah menyiapkan tambahan fasilitas isolasi mandiri yang cukup banyak. Sehingga bisa jadi terjadi shifting perawatan dari RS ke fasilitas milik pemerintah," ujarnya.
Sementara di RS Khusus Infeksi (RSKI) Unair Surabaya juga mengalami penurunan pasien COVID-19. Bahkan sudah tidak ada penumpukan pasien di IGD.
"Benar ada penurunan pasien COVID-19, sekitar 40%, tidak ada penumpukan pasien. Sepertinya semua RS mengalami hal yang sama. Sekarang merawat 100an pasien COVID-19," pungkasnya.