Indonesia berhasil lolos dari belenggu resesi ekonomi yang sudah berlangsung nyaris selama satu tahun, setelah pertumbuhan ekonomi di kuartal kedua 2021 mencapai 7,07 persen secara year on year (yoy).
Presiden Jokowi mengungkapkan terbebasnya ekonomi dari jurang resesi ini merupakan buah dari strategi gas dan rem. Pemerintah melakukan pengendalian penyebaran COVID-19 seiring dengan mendorong kelangsungan dunia usaha.
"Strategi ini membuahkan hasil. Mesin pertumbuhan yang tertahan di awal pandemi sudah mulai bergerak. Di kuartal kedua 2021, kita mampu tumbuh 7,07 persen dengan tingkat inflasi terkendali di angka 1,52 persen yoy," ujar Jokowi dalam pidato Nota Keuangan 2022 di DPR RI, Senin (16/8).
Dalam hal ini, kata Jokowi, APBN memiliki peran sentral. Terutama untuk jaring pengaman sosial sekaligus pengungkit pemulihan ekonomi.
APBN diprioritaskan sebagai perangkat menjaga keseimbangan strategi gas dan rem yang dijalankan pemerintah sejak awal pandemi COVID-19 merebak.
Beberapa kebijakan penanganan sepanjang COVID-19 di antaranya PSBB, PPKM Darurat hingga teranyar PPKM Level 4.
"Kita telah menggunakan APBN sebagai perangkat kontra-siklus atau countercyclical. Mengatur keseimbangan rem dan gas, mengendalikan penyebaran COVID-19, melindungi masyarakat rentan, sekaligus mendorong kelangsungan dunia usaha," tutur Jokowi.
Adapun untuk menjaga pertumbuhan ekonomi ke depan, dilakukan dengan memperkuat reformasi struktural ekonomi. Jokowi mengungkapkan, UU Cipta Kerja, Lembaga Pengelola Investasi, hingga sistem OSS jadi alat untuk menjaga tren positif tersebut.
"Dampaknya bukan hanya pada peningkatan produktivitas, daya saing investasi dan ekspor, tapi juga pada penciptaan lapangan kerja yang berkualitas dan pemulihan ekonomi berkelanjutan," pungkas Jokowi.