Mahasiswa UMP Ciptakan Permen Anti Corona Pereda Batuk

 


Meoctupdate - Lima mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Kabupaten Banyumas, berinovasi menciptakan permen pereda batuk yang diberi nama Anti Corona. Permen tersebut dibuat dari bawang merah yang di ekstraksi dengan madu dan bahan bahan pembuat permen.

"Di bawang merah itu mengandung alicin yang berfungsi sebagai anti bakteri, dan berdasarkan studi literatur yang kami cari memang dapat menjadi pereda batuk," kata Risti Ainun Nisa, salah satu tim mahasiswa Fakultas Farmasi UMP, saat berbincang dengan wartawan di Laboratorium Farmasi UMP, Rabu (4/8/2021).


Baca juga:

Miris! Yang Berantem Pasutri Yang Kena Orang Disekitarnya

Menurut dia, ide pembuatan permen pereda batuk tersebut berawal dari rekannya yang selalu mengkonsumsi bawang merah mentah ketika dirinya mengalami gejala batuk-batuk. Namun karena tidak memiliki rasa dan bau yang enak, akhirnya melalui sebuah inovasi yang diajukan dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi, proposal yang diajukan timnya lolos seleksi.


"Ide awalnya itu saat mau pengusulan proposal PKM itu sudah pandemi, salah satu gejalanya ada batuk, dan dari rekan kami kalau dia batuk dia makannya bawang merah mentah saja dipotong. Sedangkan kekurangan dari bawang merah yang tidak diapa-apain itu dari rasanya dan baunya yang tidak enak. Dari dua kekurangan itu kami berinovasi bagaimana agar bawang itu dapat dikonsumsi oleh masyarakat lainnya, makanya kami berinovasi mengubah bawang merah dijadikan ekstrak dan kemudian dijadikan permen," ucap mahasiswi semester tujuh ini.


Dia menjelaskan, proses pembuatan permen Anti Corona yang memiliki singkatan anti cough from onion ini dimulai dari mendapatkan zat aktif dalam bawang merah tersebut. Prosesnya dimulai dengan pemotongan bawang merah hingga dimasukkan kedalam lemari pengering.


"Di lemari pengering sekitar dua sampai tiga hari, setelah itu dihaluskan, setelah dihaluskan kami melakukan proses ekstraksi untuk mendapatkan zat aktifnya. Jadi serbuk yang sidah dihaluskan itu direndam dengan pelarut yang sesuai, setelah itu ditunggu lima sampai tujuh hari. Setelah itu dilakukan proses evakurasi, dalam alat itu kita memisahkan antara pelarutnya dengan ekstrak kentalnya. Ekstrak kental itu yang merupakan zat aktif dari permen ini," jelasnya.


Dalam uji coba yang dilakukan, dia mengungkapkan jika timnya yang terdiri dari Ryan Wody Prawidasary, Aldy Tri Renaldy, Angelia Yuliana Safitri, dan Uzma Eliyanti selalu mengalami kesulitan pada saat memformulasikan ekstrak bawang tersebut dengan bahan pembuat permen.


"Kesulitannya saat percobaan di formulasinya kalau gagal nempel dan meleleh, harusnya tetep keras, jadi tingkat kepadatannya kadang sulit, percobaan sekitar 1 bulan," ujarnya.


Sementara menurut Dosen Pembimbing Mahasiswa Fakultas Farmasi UMP, Indri Hapsari, jika yang dilakukan para mahasiswanya ini merupakan salah satu bentuk kewirausahaan. Di mana permen Anti Corona yang dibuat dari bawang dan diformulasikan dengan madu ini memiliki khasiat melegakan tenggorokan.


"Permen Anti Corona, yang singkatannya anti cough from onion, jadi anti batuk dari bawang, yang kita gunakan di sini bawang merah kemudian di formulasikan dengan madu. Karena memang bawang merah dan madu ini punya khasiat untuk melegakan tenggorokan, yang selama ini masyarakat menggunakan hanya mungkin dari perasan kemudian ditumbuk dan dicampur dengan madu, lalu dikonsumsi. Nah ini kita buat dalam bentuk permen sebagai salah satu bentuk inovasi dan memang karena sekarang masih Corona, jadi kita sebut sebagai anti Corona dan ini diproduksi dalam bentuk permen," ucapnya.


Dia menjelaskan alasan Tim Mahasiswa Farmasi UMP menggunakan bawang merah sebagai permen ini karena bawang merah mengandung alicin yang merupakan anti bakteri. Semua bahan yang dibuat untuk mengolah permen ini menggunakan bahan bahan alami semua, dan tidak menggunakan bahan pengawet.


"Bawang dipilih di sini karena mengandung alicin, alicin bisa sebagai anti bakteri atau sebagai obat batuk dari bawang yang memang bisa melegakan tenggorokan. Jadi ekstrak itu dicampur madu dan bahan bahan lain untuk membuat permen dan di sini kita tidak menggunakan pengawet, kemudian kita tambahkan mint untuk melegakan tenggorokan," ujarnya.


Meskipun belum diproduksi secara banyak, namun permen yang dikemas menarik tersebut ternyata menarik banyak orang untuk mencobanya. Dengan dibandrol harga Rp 9 ribu per pack isi 10 ini, mulai banyak pesanan permen Anti Corona tersebut.


Baca juga:

Penumpang Pesawat Wajib PCR, Karyawan Garuda Tuding Pemerintah Diskriminatif

Namun demikian, pihaknya masih terus akan berinovasi mengembangkan formula ini agar ke depan lebih baik.


"Produksinya belum banyak, ini masih proses sebenarnya, tapi sudah ada permintaan dari beberapa teman juga. Kita terus berinovasi, karena namanya formulasi itu kan pasti ada inovasi, tidak langsung sekali jadi, tapi intinya disini lebih bisa melegakan tenggorokan, jadi tidak perlu repot-repot buat dari bawang dan madu, tapi disini sudah ada permennya," tuturnya.

LihatTutupKomentar