Detasemen Polisi Militer (Denpom) I/Pematang Siantar mengamankan oknum TNI, Serda JS. Serda JS ditindak setelah Denpom I menerima laporan dugaan penganiayaan yang dialami Walmaria Zalukhu, seorang lurah di di Kecamatan Siantar Timur, Kota Pematangsiantar.
"Oknum TNI tersebut sudah diperiksa di Dempom I/Pematang Siantar," kata Kapenrem 022/Pantai Timur Mayor Inf Sondang Tanjung seperti dilansir Antara (24/8/2021).
Ia menyebutkan, penyebab pemukulan ini bukan karena persoalan Operasi Yustisi dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 yang melibatkan Satgas COVID-19.
"Berdasarkan hasil pemeriksaan, pemukulan tersebut terkait masalah pribadi," ujarnya.
Duduk Perkara Penganiayaan
Sebelumnya, lurah di Siantar Timur berinisial WZ mengaku menjadi korban pemukulan seorang oknum TNI.
Akibat penganiayaan tersebut, korban mengalami luka pendarahan di bagian hidung dan bibirnya. Kejadian tersebut dilaporkan ke Denpom I/Pematang Siantar.
Korban menceritakan kronologis pemukulan yang dialaminya lewat unggahan di akun Facebooknya, Senin (23/8). Postingan yang disertai video dan foto wajahnya berlumuran darah.
Oknum TNI tersebut merasa keberatan dengan Operasi Yustisi (operasi yang melibatkan personel gabungan TNI-Polri dan pemangku kepentingan) serta penerapan PPKM Level 4 pada Minggu (22/8) sekitar pukul 23.00 WIB. Dan oknum TNI itu memiliki warung kelontong di rumahnya.
Selasa (24/8/2021), narasi soal penganiayaan itu ditulis di akun Facebook korban berinisial WZ. Dalam posting-an itu, WZ menjelaskan kronologi kejadian dan menyertakan sejumlah foto kondisinya. Salah satu foto menunjukkan ada luka di bagian wajahnya.
Dalam posting-an itu, dia menyebut seorang oknum Babinsa Pahae Julu, Kabupaten Tapanuli Utara berinisial Js, yang seharusnya bekerja di wilayah Pahae Julu, Taput malah membuat keributan di Kelurahan Asuhan, Kecamatan Siantar Timur, Kota Pematangsiantar.
JS diingatkan oleh petugas yang melakukan operasi yustisi. Pengunggah cerita menyebut saat itulah dia mengalami penganiayaan.
"Petugas Satgas mengingatkan untuk tetap mematuhi protokol kesehatan dan penerapan PPKM level 4 karena JS memiliki warung kelontong di rumahnya. Merasa tidak senang dan bertindak arogan serta menganiaya saya (Lurah Asuhan) yang mengakibatkan mengucurkan darah segar dari hidung dan mulut saya. Dengan kejadian tersebut, saya merasa trauma. Saya mohon keadilan atas kejadian yang menimpa saya," tulis korban dalam akun itu.