Puluhan orang tewas dalam bentrokan antara gerilyawan Islam dan pasukan pemerintah di Burkina Faso utara pada Rabu (18/8). Peristiwa ini terjadi seiring meningkatnya kekerasan di wilayah Sahel, Afrika Barat.
Mengutip Reuters, jihadis menewaskan setidaknya 47 orang dalam serangan di dekat wilayah utara Arbinda itu. Ini termasuk 30 warga sipil, 14 tentara dan tiga milisi pro-pemerintah.
Adapun media pemerintah melaporkan pasukan pemerintah membunuh 16 jihadis. Meski menurut sumber keamanan, jumlahnya 58 orang.
Belakangan, iihadis yang terkait dengan Al Qaeda dan Negara Islam secara teratur melakukan serangan di Burkina Faso dan negara tetangga Mali dan Niger.
Tahun ini saja ratusan warga sipil dilaporkan tewas dalam sejumlah serangan.
Sementara itu kekerasan di Sahel, daerah semi-kering di bawah Gurun Sahara, terus meningkat. Meski kehadiran ribuan tentara PBB, regional dan Barat, serta upaya oleh beberapa pemerintah untuk bernegosiasi dengan para jihadis.
Orang-orang bersenjata membunuh setidaknya 12 tentara pekan lalu di barat laut Burkina Faso. Juga 30 warga sipil, tentara dan milisi pro-pemerintah beberapa hari sebelumnya.
Di Niger, orang-orang bersenjata pada Senin (16/8), menewaskan 37 warga sipil termasuk 14 anak-anak dalam serangan di sebuah desa.
Kekerasan itu terjadi saat bekas kekuatan kolonial Prancis bersiap untuk menarik pasukannya di Sahel dari 5.000 menjadi sekitar 2.500-3.000 orang.
Sahel masuk ke dalam kekacauan usai jihadis yang terkait dengan al Qaeda mengambil alih Mali utara pada 2012. Prancis melakukan intervensi pada tahun berikutnya untuk mendorong mereka pergi.
Tetapi para jihadis telah berkumpul kembali dan memperluas operasi mereka, dan kini mengancam negara-negara pesisir Afrika Barat seperti Benin dan Pantai Gading.