Video Asli Ungkap Proses Virus Corona Ngamuk Serang Sel Otak


Sebuah video mikroskopis ungkap cara virus corona SARS-CoV-2 membajak sel inangnya. Video tersebut memberikan kita gambaran jelas bagaimana virus penyebab COVID-19 mengubah sel yang diserang menjadi pabrik pengganda virus corona.

Video virus corona membajak sel ini diproduksi oleh Sophie-Marie Aicher dan Delphine Planas, ahli virologi di Institut Pasteur di Paris. Mereka berhasil memenangkan penghargaan Honorable Mention dalam ajang 2021 Nikon Small World in Motion Competition yang dihelat Agustus 2021.

Video yang dibuat Aicher dan Planas menampilkan proses virus corona menyerang sel jaringan yang menjadi sasarannya. Begitu virus corona masuk, mereka memaksa sel untuk memproduksi lebih banyak virus corona. 

Pada akhirnya, sel yang dibajak meledak dan memuntahkan partikel-partikel virus corona yang lebih banyak.

Sel yang difilmkan Aicher dan Planas merupakan sel otak kelelawar. 
Proses di video ini aslinya berlangsung selama 48 jam, namun durasi video dapat lebih singkat karena gambar yang direkam diambil setiap 10 menit.


Rekaman itu menunjukkan virus corona sebagai bintik-bintik merah yang beredar di antara massa gumpalan abu-abu sel-sel otak kelelawar. Setelah mereka terinfeksi, sel-sel kelelawar mulai menyatu dengan sel-sel di sekitarnya. Pada titik tertentu, seluruh massa meledak, mengakibatkan kematian sel.

Kepada The New York Times, Aicher menjelaskan bahwa proses virus corona membajak sel kelelawar sama seperti yang terjadi di sel manusia. Satu-satunya perbedaan: kelelawar enggak bakal sakit ketika selnya dibajak virus corona, berbeda dengan manusia.

Hal tersebut disebabkan karena virus corona mampu menghindari deteksi dan menyebabkan lebih banyak kerusakan saat menyerang sel manusia.

Virus corona mampu memaksa sel inang yang mereka bajak untuk menyatu dengan sel tetangganya—sebuah proses yang dikenal sebagai syncytia. 

Hal ini membuat sel gagal memperingatkan sistem kekebalan bahwa mereka sedang dibajak, sehingga memungkinkan virus corona tetap tidak terdeteksi saat bereplikasi.

"Setiap kali virus harus keluar dari sel, itu berisiko terdeteksi sehingga jika bisa langsung berpindah dari satu sel ke sel lain, itu bisa bekerja lebih cepat," kata Aicher kepada The New York Times.

Aicher pun berharap bahwa video yang dia buat dapat mengedukasi masyarakat tentang betapa berbahayanya virus corona.

“Sangat penting untuk membantu orang melewati jargon ilmiah untuk memahami bahwa ini adalah virus yang sangat canggih dan pintar yang beradaptasi dengan baik untuk membuat manusia sakit,” pungkas Aicher.

LihatTutupKomentar