Salah satu imbas dari infeksi virus corona SARS-CoV-2 atau Covid-19 dapat menyebabkan acute respiratory distress syndrome (ARDS).
Sindrom gangguan pernafasan akut atau dikenal dengan ARDS gejala Covid-19 berat jamak berkembang dari radang paru (pneumonia) yang terus memburuk.
Apabila tidak mendapatkan penanganan medis yang tepat, kondisi ini dapat berdampak fatal.
Berikut penjelasan lebih lanjut apa itu ARDS, gejala, penyebab, dan cara mengatasinya.
Apa itu ARDS pada gejala Covid-19 berat?
Melansir Mayo Clinic, ARDS adalah gangguan pernapasan akut yang terjadi ketika cairan menumpuk di kantung-kantung udara (alveoli) di paru-paru.
Penumpukan cairan tersebut membuat paru-paru tidak terisi udara dalam jumlah cukup. Imbasnya, oksigen yang mengalir dalam aliran darah minim dan organ tubuh tidak dapat berfungsi normal karena kekurangan oksigen.
Lantas, bagaimana penderita Covid-19 bisa terkena ARDS. Dilansir dari Yale Medicine, virus corona yang masuk ke tubuh pengidap Covid-19 kerap menempel di saluran pernapasan bagian atas.
Setelah infeksi tersebut, penderita akan mengalami peradangan sebagai respons kekebalan alami tubuhnya. Gejalanya bisa berupa batuk, sakit tenggorokan, dan demam.
Di beberapa kasus, virus corona akan keluar dari saluran pernapasan bagian atas, bergerak di paru-paru, dan menyerang alveoli, dan memicu ARDS.
Lambat laun, alveoli yang terinfeksi virus akan kolaps seiring menurunnya fungsi paru dan kekurangan oksigen dalam darah. Di waktu yang bersamaan, cedera ini menyebabkan peradangan akut.
Kombinasi antara peradangan akut ditambah kadar oksigen rendah ini bisa berdampak fatal karena memicu kegagalan organ.
ARDS pada pengidap Covid-19 berat biasanya muncul selang delapan hari setelah gejala awal. Beberapa faktor risiko bisa meningkatkan peluang penderita Covid-19 terkena ARDS. Di antaranya usia sepuh, diabetes, dan tekanan darah tinggi.
Gejala ARDS
Tanda atau gejala ARDS bisa beragam, tergantung penyebab mendasar dan tingkat keparahannya. Beberapa gejala ARDS yang jamak dialami yakni:
1. Sesak napas parah
2. Sangat susah bernapas dengan normal
3. Kadar oksigen rendah
4. Tekanan darah menurun
5. KebingunganKelelahan akut
6. Pusing akut
7. Keringat berlebih
8. Detak jantung cepat
9. Ujung jari, bibir dan sebagian kulit kebiruan
ARDS yang terlambat ditangani bisa berdampak fatal. Orang yang mengalami gejala ARDS mendesak diberikan pertolongan medis di rumah sakit.
Penyebab ARDS, tak hanya Covid-19
ARDS dapat terjadi ketika cairan bocor dari pembuluh darah terkecil di paru-paru menuju ke kantung udara paru-paru. Penyebab ARDS bisa beragam, antara lain:
1. Sepsis atau infeksi aliran darah yang serius dan meluas
2. Menghirup zat berbahaya dalam konsentrasi tinggi
3. Pneumonia berat
4. Cedera parah pada kepala atau dada, misalkan karena kecelakaan
5. Radang pankreas
6. Transfusi darah yang masif
7. Komplikasi luka bakarOverdosis obat
8. Infeksi virus corona atau Covid-19
Dokter biasanya akan mendiagnosis ARDS dengan mengevaluasi riwayat kesehatan pasien, melakukan pemeriksaan fisik, dan merekomendasikan sejumlah tes diagnostik.
Cara mengatasi ARDS
Perawatan untuk mengatasi ARDS fokus utamanya untuk meningkatkan kadar oksigen dalam darah serta mengobati akar penyebab penyakit, seperti:
1. Terapi oksigen dengan alat bantu pernapasan seperti ventilator
2. Pemberian obat untuk mengatasi gejala ARDS
3. Terapi dengan teknik proning
Apabila cara mengatasi ARDS tersebut tidak signifikan meningkatkan kadar oksigen, dokter biasanya merekomendasikan penggunaan alat bantu penunjang fungsi paru sampai jantung.