PCR kumur mendadak jadi sorotan di tengah ledakan kasus COVID-19, tak sedikit yang penasaran bagaimana sensitivitas PCR kumur di tengah munculnya varian baru Corona.
Kabar baiknya, PCR kumur besutan Bio Farma bekerja sama perusahaan bioteknologi Nusantics terbukti mampu mendeteksi kasus infeksi COVID-19 yang terpapar varian baru Corona.
Bio Saliva yang semula dinamakan mBioCov19 yang telah melalui uji validasi dan mengantongi izin edar dari Kementerian Kesehatan sejak 1 April 2021 dengan Nomor KEMENKES RI AKD 10302120673.
Setidaknya ada 10 mutasi Berikut kasus COVID-19 dengan mutasi Corona baru yang mampu terdeteksi PCR kumur Bio Saliva. Apa saja?
Varian baru Corona Alpha (B117)
Varian baru Corona Beta (B1351)
Varian baru Corona Gamma (P1)
Varian baru Corona Delta (B16172)
Varian baru Corona Kappa (B16171)
Varian baru Corona Eta (B15215)
Varian baru Corona Iota (B1526)
Varian Corona Indonesia (B14662)
Varian baru Corona Epsilon (B142729)
Varian baru Corona Lambda (C37)
"Kami sudah mengujinya dengan bioinformatics alignment terhadap puluhan ribu data Whole Genome Sequencing variant-variant tersebut. Kemampuan mBioCoV19 mendeteksi semua varian yang beredar dikarenakan pertimbangan atas target genes yang dipakai dalam desain PCR kit sejak tahun lalu.
Dimana gene E, M, S, dan N memiliki tingkat mutasi yang tinggi, maka kami memilih target gene helicase (nsp-13) dan RdRp (nsp-12) yang sangat conserved (atau lebih tahan terhadap mutasi) dan sensitif," jelas Revata Utama, CTO Nusantics dalam rilis yang diterimaPCR kumur Bio Saliva diklaim memiliki sensitivitas berkisar 88,89 persen untuk mendeteksi CT lebih dari 40.
Sementara untuk mendeteksi kasus COVID-19 dengan CT lebih dari 30 sensitivitasnya mencapai 93,57 persen.