Tak Terima Ditegur Mabuk Berujung Warga Keroyok Paskhas AU-Bakar Rumah


Satu warga tewas, satu lainnya terluka dalam peristiwa pembakaran belasan rumah dan kios di Distrik Kamuu, Kabupaten Dogiyai, Papua. 


Tak hanya itu, dua prajurit elite TNI Angkatan Udara (AU), Paskhas, juga menjadi bulan-bulanan sejumlah orang tak dikenal (OTK) di Bandara Moanemani, Dogiyai.


Situasi menegangkan itu bermula pada Kamis (15/7/2021) sore, di mana sekelompok orang mabuk di area runway Bandara Moanemani, Dogiyai. 


Pos Paskhas yang menerima laporan itu dari masyarakat, langsung menuju runway dan menegur orang-orang yang dimaksud.


"Pukul 17.25 WIT, lima personel Satgas Paskhas yang dipimpin Serka Wartono melakukan peneguran terhadap masyarakat yang mabuk tersebut untuk keluar runway Bandara melalui jalan setapak. Kemudian personel bergegas keluar dari dalam runway dan terdapat sekumpulan masyarakat sekitar 20 orang dengan membawa panah, parang dan batu. Sekumpulan masyarakat tersebut langsung mengeroyok lima personel Satgas Paskhas," jelas Kabid Humas Polda Papua, Kombes AM Kamal dalam keterangan tertulis, Sabtu (17/7/2021).


Personel Paskhas menyelamatkan diri dengan melepaskan tembakan peringatan. 


Sekelompok pengeroyok pun melarikan diri. Namun, kejadian itu belum berakhir dan hanya awal dari peristiwa besar selanjutnya.


"Pukul 17.31 WIT merasa tidak terima ditegur sehingga sekelompok warga tersebut melakukan perlawanan dan sekitar 20 orang lagi ikut menyerang dengan parang dan kapak karena diprovokasi. Dari aksi tersebut, terdapat dua korban dari personel Paskhas, yang kemudian korban dibawa menuju unit pelayanan RSUD, Kampung Kimupugi, Distrik Kamuu, Kabupaten Dogiyai menggunakan mobil ambulans Bandara Moanemani," kata Kamal.


Malam harinya, sekitar pukul 19.35 WIT, datang sekumpulan massa di Kampung Ekimanida, Distrik Kamuu, Kabupaten Dogiyai. Kemudian pukul 20.49 WIT, massa mulai membakar bengkel dan warung bakso milik Iwan, yang merupakan warga pendatang.


Kejadian ini membuat takut warga pendatang lainnya, yang akhirnya memilih menyelamatkan diri ke kantor-kantor aparat keamanan di Kabupaten Dogiyai. 


Sepeninggal warga pendatang, kelompok OTK ini lanjut membakar bangunan dan rumah-rumah.


Kebrutalan sejumlah orang ini tak berhenti di Kampung Ekimanida. Mereka berlanjut mendatangi Kampung Ikabo pada subuh harinya, Jumat (16/7). 


Pada pukul 04.45 WIT, kelompok anarkis itu membakar sekaligus menjarah isi toko dan bangunan milik warga.


Barulah pukul 05.43 WIT, situasi mulai mereda. Masyarakat bergotong-royong memadamkan api dengan alat seadanya. Saat itu warga mendapati korban tewas.


"Pukul 06.41 WIT, 9 personel Polsek Kamuu dipimpin Kapolsek oleh Iptu Mikael Ayomi tiba di Kampung Ikabo, Distrik Kamuu, Kabupaten Dogiyai guna melaksanakan evakuasi jenazah," tutur Kamal.Berdasarkan data, 13 rumah dan 19 kios rata oleh api.


"Langkah-langkah kepolisian:

menerima laporan, mendatangi TKP, mengamankan TKP, meminta keterangan saksi, melakukan penyelidikan dan penyidikan. Kasus ini telah ditangani oleh Polsek Kamuu di-back up Polres Nabire," ujar Kamal.


Kamal menyampaikan saat ini personel gabungan dari Polsek Kamuu dan Polres Nabire terus berpatroli di sekitar kota untuk mencegah terulangnya kejadian ini.


Berikut identitas korban dalam kasus pengeroyokan di bandara dan pembakaran permukiman:


TNI:

1. Didik Prayudi (terkena pukulan menggunakan batu di bagian kepala atas leher);

2. Atok Tri Utomo (terkena parang)


Warga

1. Hendrik Simatupang (tewas terbakar di dalam kios);

2. Ester Paruka (terluka panah pada bagian bawah ketiak sebelah kiri).





LihatTutupKomentar