Meoctupdate - Ustaz Adi Hidayat, ulama Indonesia mengungkapkan bahwa vaksin sinovac halal untuk umat Muslim. Hal ini disampaikannya melalui video di akun Youtube-nya.
"Terkait vaksin dari sinovac dari kesucian dan kehalalan itu tidak ada masalah," ungkapnya dalam video Adi Hidayat, berjudul Eksklusif!UAH Bicara Soal Vaksin 1 part 1: Sinovac.
"Boleh digunakan oleh umat Islam, ini fatwanya diikat dengan sepanjang dijamin keamanannya oleh ahli dan ilmu. "
Dalam video tersebut, UAH juga mengungkapkan bahwa LBPOM MUI juga sudah mendatangi dan melihat langsung produksi vaksin sinovac ke China. Ditambahkannya dalam, fatwa MUI yang diterimanya, LBPOM MUI tak melihat adanya penggunaan bahan turunan babi, dan perusahaan pembuat vaksin pun mendatangi MUI untuk meminta sertifikasi halal.
"Alhamdulilah langsung didatangi LBPOM MUI ke Sinovac untuk melihat ke sana, dan tidak ada penggunaan bahan turunan babi," ucapnya."
Pilihan Redaksi
BRI Life Beberkan Hasil Investigasi Data Nasabah Bocor
Cucunya Dihina Mental Pengemis, Ibunda Ayu Ting Ting Kejar Pelaku Sampai Rumah
Lucinta Luna Lepas dan Lempar Bra, Netizen Langsung Heboh
Satpol PP Gadungan yang Tipu 9 Orang Modus Perekrutan Ilegal Raup Rp 60 Juta
Hanya saja, meski faktor kehalalan sudah terpenuhi, UAH menyebut faktor kethayyiban juga harus dipenuhi.
"Kehalalan dari MUi sudah dipastikan tidak ada masalah, tapi kethayyiban ini tergantung kondisi tubuh. Jadi harus ada keterbukaan, disampaikan dari yang divaksin dan yang menerima vaksin. Harus jujur saat divaksin, ini vaksinnya ini ya, komorbidnya apa, disampaikan."
"Vaksinnya harus disampaikan, jangan asal vaksin jleb ntar ga cocok bahaya."
Dalam pelaksanaan vaksinasi covid-19, UAH juga menyoroti pentingnya komunikasi dan sinergi antar semua pihak.
"Artinya penting kita bersinergi dalam program vaksinasi ini. Vaccinator harus benar-benar terkoordinir ada protokol atau protap yang jelas, ada pendampingan, diberikan pemahaman, bersinergi semuanya, dijelaskan, vaksinnya sudah diteliti, hukumnya halal.
"Cuma walau kondisi halal tapi harus cocok sama kondisi bapak/ibu, siapa ada komorbid. jangan dulu, siapa yang stabil baru vaksin. Ini penting dilakukan, kenapa spy tidak terjadi hal2 di lapangan mudarat yang lebih besar dan jadi masalah. "
Hanya saja tak dimungkiri kalau sampai saat ini, masyarakat juga masih dibayangi ketakutan akan keamanan vaksin. Komorbid menjadi faktor penting untuk evaluasi.
"Ini yang penting dievaluasi, baik itu komorbid atau bukan komorbid, data ini dikumpulkan jadi protap. Ini jadi pelajaran besar untuk faktor thayyib ini biar masyarakat tenang. yang paling penting itu keterbukaan, jujur baik yang divaksin maupun yang vaksin."
Demi mengatasi pandemi covid-19 saat ini, UAH juga menekankan penting sinergi karena Covid-19 itu ada.
"Ya Allah, sekarang ini kita menghadapi situasi yang kita sadari bersama, kita sepakat Covid itu ada, dirasakan, ada yg jadi korban juga, walau ada perbedaan pendapat, dari mana datangnya apa sebabnya, mengatasinya gimana, tapi kita sepakat itu ada dan kita tangani.
"Saya ajak semua orang akan lebih baik kita sinergi, diskusi, jangan ribut-ribut, ini argumentasi kok arahnya ribut, berselisih, panjang itu, kapan ini selesai?"
"Jadi kalo mau perbaiki kita bersinergi dulu. duduk dululah, aspek politik tepikan dulu. bisnis, saya ingatkan dengan tegas, tolong jangan berbisnis di tengah penderitaan banyak org, tolong sekali. Gunakan nurani lah kalo masih jadi manusia walau beda keyakinan ada perbedaan kita hargai, tapi sebagai manusia pasti punya nurani."