Pemko Medan, Sumatera Utara, menyulap gedung bekas Hotel Soechi menjadi pusat isolasi pasien positif COVID-19. Pusat isolasi tersebut resmi beroperasi.
Wali Kota (Walkot) Medan Bobby Nasution hari ini meninjau langsung kesiapan sarana dan prasarana di sana. Bobby menyebut saat ini Medan telah memiliki dua pusat isolasi pasien COVID-19.
"Kita di sini berada di pusat isolasi, isoter (isolasi terpusat), yang dimiliki oleh Pemko Medan. Jadi hari ini total sudah ada 2 isoter yang dimiliki oleh Kota Medan.
Yang hari ini baru kita lihat terakhir fasilitas, sebelum benar-benar menerima masyarakat kita yang harus diisolasi terpusat," kata Bobby kepada wartawan, di bekas Hotel Soechi, Medan, Minggu (1/7/2021).
Sekedar informasi. Selain gedung bekas hotel ini, Pemko Medan juga menyulap gedung Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P4TK) menjadi pusat isolasi.
Meski baru beroperasi, sudah ada warga yang mendaftar agar dapat menjalani isolasi di bekas Hotel Soechi itu. Bobby menyebut sudah ada 10 orang yang mendaftar.
"Tadi kita lihat sama-sama, untuk perlengkapan medis, sumber daya, sarana, prasarana sudah memadai semua, dan hari ini saya dapat informasi sudah ada yang daftar secara pribadi. Itu ada 10 orang," terang Bobby.
Bobby berharap warga di Medan bisa menjalani isolasi dengan baik di sana. Selain fasilitas medis, Pemko Medan juga menyiapkan fasilitas kebugaran untuk menunjang proses pemulihan pasien.
"Ini mudah-mudahan bisa baik nanti, bisa menjalankan isoternya. Ada fasilitas kebugaran, olaharga tenis, gym silakan dipakai," ujar Bobby.
Pusat isolasi di bekas Hotel Soechi ini memiliki 240 kamar dengan beberapa tipe. Menurut Bobby, ada sejumlah kamar yang dapat diisi oleh beberapa orang. Kamar-kamar tersebut bisa digunakan untuk beberapa pasien yang berasal dari satu keluarga.
"Di sini ada 240 kamar. Cuma ini kan dulu bekas hotel, jenis kamarnya bermacam-macam. Ini nanti kita lihat, dari beberapa jumlah anggota keluarga yang ingin atau pun yang mengikuti isoter. Kadang-kadang kan sekarang kita mengikuti pedoman PPKM mikro itu kan klaster keluarga. Nanti ada satu keluarga misalkan, ada tiga anggota yang kena, suami, istri, anak, bisa satu kamar semua. Jadi nggak dipisah-pisah," papar Bobby.
Bobby memastikan warga yang menjalani isolasi di sana tidak dipungut biaya. Untuk kriteria pasiennya, Pemko Medan memprioritaskan pasien bergejala sedang hingga tanpa gejala untuk diisolasi di gedung bekas Hotel Soechi itu.
"Gratis semua. Kriterianya yang kita utamakan di sini yang ringan dan sedang, serta yang OTG (orang tanpa gejala). Kenapa yang OTG kita isoter? Karena yang OTG inilah yang kemungkinan besar lebih berperan dalam penyebaran COVID-19, khususnya di Kota Medan," ujar Bobby.
Selain itu, Bobby mengaku juga mendapat laporan dari Kapolretabes Medan Dandim 0201 perihal kelakuan nakal pasien Corona tanpa gejala. Bobby khawatir OTG menjadi sumber penyebaran baru.
"Kita lihat, terkadang yang OTG ini cuma sehari-dua hari saja yang mau diisolasi mandiri di rumah. Karena merasa dirinya sehat, bosan di rumah, mulai keluar-keluar," tutur Bobby.
"Pertama jalan-jalan, besoknya sudah siap jalan-jalan. Ini tambah lagi karena sudah boleh makan di luar, 20 menit. Takutnya mereka malah makan di tempat, malah menyebarkan, karena nggak ada pembedanya OTG ini sama yang sehat-sehat aja," imbuhnya.
Nantinya, kata Bobby, akan dibuatkan call center untuk mempermudah masyarakat mendaftar sebagai calon pasien yang akan diisolasi di bekas hotel tersebut. Opsi lainnya, warga bisa mendaftar melalui lurah atau camat.
"Untuk yang bisa daftar ke sini masyarakat bebas, silakan. Nanti kita bikin call center secara langsung atau kita bisa buat skema, bisa melalui lurah atau camat. Akan kita lebih permudah lagi masyarakat," ucap Bobby.