Bom Guncang Kabul, AS Bersiap Hadapi Serangan ISIS Berikutnya

 


Pasukan militer Amerika Serikat (AS) tengah bersiap menghadapi serangan berikutnya dari kelompok radikal Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) setelah dua ledakan bom mematikan mengguncang bandara Kabul di Afghanistan saat proses evakuasi berlangsung.

Seperti dilansir Reuters, Jumat (27/8/2021), sejauh ini 13 tentara AS dan 60 warga Afghanistan tewas akibat dua ledakan yang didalangi oleh ISIS tersebut.


Jenderal Korps Marinir AS, Frank McKenzie, yang merupakan Kepala Komando Pusat militer AS, menyatakan bahwa ancaman ISIS masih tetap ada selain adanya 'gelombang ancaman aktif lainnya'.



"Kami meyakini bahwa menjadi niat mereka untuk terus melanjutkan serangan-serangan ini dan kami memperkirakan serangan semacam itu akan berlanjut -- dan kami melakukan semua hal yang kami mampu untuk bersiap," ucap McKenzie dalam news briefing.



McKenzie menambahkan bahwa potensi serangan di masa mendatang bisa mencakup roket-roket yang ditembakkan ke bandara atau bom mobil yang mencoba masuk ke dalam bandara.


Lebih lanjut, dia menyatakan dirinya tidak melihat apapun yang meyakinkan dirinya bahwa pasukan Taliban membiarkan serangan itu terjadi.


Serangan bom yang mengguncang bagian luar bandara Kabul itu terjadi dua kali. Satu bom disebut meledak di dekat Gerbang Abbey dan satu bom lainnya meledak di dekat Baron Hotel. Ledakan bom itu terjadi di tengah kerumunan yang berkumpul di gerbang bandara Kabul.


ISIS dalam pernyataannya mengklaim bertanggung jawab atas ledakan itu dan menyebut salah satu pengebom bunuh diri menargetkan 'para penerjemah dan kolaborator dengan tentara Amerika'.


Dalam tanggapannya, Presiden AS Joe Biden bersumpah akan menindak tegas dalang utama serangan bom tersebut. Biden juga berjanji akan melanjutkan proses evakuasi warga sipil dari Afghanistan hingga 31 Agustus mendatang.



"Kepada mereka yang melakukan serangan ini serta siapa pun yang ingin membahayakan Amerika, ketahuilah ini: Kami tidak akan memaafkan. Kami tidak akan melupakan. Kami akan memburu Anda dan membuat Anda membayarnya," kata Biden seperti dilansir AFP.


Biden menyebut tentara AS yang terbunuh dalam serangan bom itu sebagai 'pahlawan'.

LihatTutupKomentar