Saat menyusui, seringkali perempuan mengalami kondisi di mana ASI tidak keluar dengan lancar.
Banyak hal yang menjadi faktor mengapa kondisi ASI tidak dapat keluar dengan lancar.
Salah satunya adalah ibu yang tidak merasa rileks dan merasa tidak mendapatkan dukungan.
Untuk menciptakan kondisi di mana ibu dapat menyusui dengan rileks dan ASI dapat keluar dengan lancar dibutuhkan dukungan dari suami.
Suami memiliki peran yang sangat besar untuk memberikan dukungan dan perlindungan pada ibu menyusui.
Bahkan jika suami tidak memberikan dukungan dan perlindungan pada ibu menyusui, sangat memungkinkan jika ibu mengalami tidak lancar menyusui.
Farahdibha Tenrilemba, S.S., M.Kes., Wakil Ketua Umum AIMI mengatakan bahwa kesuksesan ibu menyusui tergantung pada dukungan yang diberikan suami.
“Menurut survei ada dua kelompok, yang pertama ibu menyusui yang didukung suaminya dan ibu menyusui yang tidak didukung suaminya. Nah, yang didukung suaminya ini rate kesuksesannya mencapai 98 persen, sedangkan yang tidak di dukung suaminya rate kesuksesannya enggak samapai 30 persen,” jelas Farahdibha.
Untuk itu, mencapai kesuksesan bagi ibu menyusui dibutuhkan kerjasama yang baik antara suami dan istri.
Hal ini bisa dicapai jika kedua pihak telah mengedukasi diri mereka mengenai hal-hal yang harus dilakukan setelah kelahiran bayi, termasuk proses menyusui.
“Sebaiknya mengikuti kelas edukasi, bahkan saat istri masih hamil. Ikutlah kelas edukasi, lakukan edukasi diri supaya ketika persalinan dan pasca persalinan suami tahu apa yang harus dilakukan. Mereka tahu apa yang harus dilakukan jika terjadi hambatan menyusui,” tambahnya.
Mengedukasi diri adalah hal pertama yang perlu dilakukan oleh pasangan suami istri untuk mengatasi kondisi pascapersalinan.
Tentunya, edukasi diri dapat dilakukan bahkan saat bayi masih ada dalam kandungan.
Jika kamu dan pasangan kurang teredukasi megenai hal-hal yang perlu dilakukan setelah melahirkan, sangat memungkinkan jika ibu menyusui akan mengalami ketidaklancaran saat mengeluarkan ASI.