Curhat Menkes Sempat Heran Saat Varian Delta Cs Belum Juga Terdeteksi di RI


Meoctupdate - Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menjelaskan soal mulai banyaknya varian Corona yang muncul di Indonesia. Ia mengungkap hal tersebut karena tes genome sequencing masif dilakukan.

Sebelumnya, ia mengungkap pada awal menjabat sebagai Menkes, belum ada laporan mengenai varian Alpha, Beta, sampai Delta di Indonesia. Ini pun lantas membuatnya sedikit heran karena varian Corona sudah mulai terdeteksi di negara lain.

"Heran juga saya kenapa waktu itu nggak ada. Sempat bilangnya kalau Indonesia disayang oleh Allah. Tapi saya herannya kok di Singapura ada, di Malaysia ada, di Filipina, Australia ada," ujar Menkes dalam konferensi pers daring, Senin (2/8/2021).




Rupanya, belum terdeteksinya varian baru Corona saat itu karena tes genome yang dilakukan Indonesia masih sangat sedikit. Hanya 140 tes selama 9 bulan terakhir dari Maret-Desember 2020.

Oleh karena itu, mulai Januari 2021, Menkes bersama Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional yang saat itu dijabat Bambang Brodjonegoro, membentuk jejaring laboratorium yang bisa melakukan tes genome sequencing.

"Sekarang kita sudah bangun kapasitas itu dan sebulan kita bisa seribu lebih. Sekaran sudah 3.917 dalam 7 bulan, dibandingkan dengan dulu 9 bulan 140. Akibatnya varian-variannya keluar. Ada Alpha, Beta, Deltanya. Delta paling banyak," jelas Menkes.

Data hasil tes genome sequencing kemudian dilaporkan ke GISAID untuk mengetahui varian Corona mana yang lebih mendominasi. Terlihat bahwa varian Delta memang sangat cepat mendominasi, dibandingkan varian Corona lain yang ada. Tak hanya di Indonesia tapi juga di beberapa negara lain di dunia.

Curhat Menkes Sempat Heran Saat Varian Delta Cs Belum Juga Terdeteksi di RI

LihatTutupKomentar