Lomba menulis artikel bertemakan 'Hormat Bendera Menurut Hukum Islam' yang digelar Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) sempat menuai kritik dari berbagai pihak. BPIP pun meminta maaf atas pemilihan tema tersebut.
Permintaan maaf tersebut disampaikan langsung oleh Plt Sekretaris Utama BPIP, Karjono. Dia awalnya mengapresiasi perhatian hingga masukan dari masyarakat terkait lomba karya tulis yang hendak digelar BPIP.
"Menyikapi berbagai masukan dan tanggapan masyarakat terkait lomba karya tulis yang telah diberitakan di berbagai media massa, maka kami keluarga besar BPIP merasa senang sebagai lembaga baru yang mendapatkan perhatian yang cukup besar dari masyarakat dan tokoh yang telah memberikan komentar, masukan dan sarannya," kata Karjono dalam keterangannya, Senin (16/8/2021).
"Hal ini juga terlihat banyaknya jumlah pendaftar semenjak diumumkan melalui medsos BPIP hingga sampai dengan saat ini empat hari sudah tercatat lebih dari 300 orang pendaftar," lanjutnya.
Baca juga:
Ini Dia Profil Muhammad Aslam, Penggugat Presiden Jokowi
Lebih lanjut, Karjono mengatakan tema lomba yang diambil sebelumnya memang sempat menuai kontroversi dan kurang sesuai di masyarakat. Dia menyebut BPIP menyampaikan permohonan maaf atas tema tersebut.
"Kami sampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada seluruh masyarakat sekaligus permohonan maaf, apabila kegiatan yang kami laksanakan kurang sesuai yang diharapkan," ucapnya.
Karjono memastikan lomba karya tulis akan tetap dilaksanakan dengan mengambil tema yang berbeda, yakni 'Pandangan Agama dalam Menguatkan Wawasan Kebangsaan' dan 'Peran Masyarakat Dalam Penanggulangan Pandemi COVID-19 Menuju Indonesia Tangguh dan Indonesia Tumbuh'. Tema baru tersebut merupakan perubahan atau pengganti tema sebelumnya, yakni 'Hormat Bendera Menurut Hukum Islam' dan 'Menyanyikan Lagu Kebangsaan Menurut Hukum Islam'.
"Selanjutnya, untuk informasi lebih lanjut terkait lomba maupun kegiatan yang telah dilaksanakan oleh BPIP, kiranya berkenan mengunjungi website kami bpip.go.id ataupun menyimak akun-akun media sosial yang telah kami kelola. Terima kasih," sebutnya.
Sebelumnya, dalam akun resminya, BPIP sempat mengunggah foto yang berisi lomba menulis artikel yang salah satu temanya 'Hormat Bendera Menurut Hukum Islam'. Unggahan ini lantas menjadi sorotan berbagai pihak. Salah satu yang memberi sorotan keras terkait tema tersebut adalah Wakil Ketua Umum MUI Anwar Abbas.
"Kesimpulan saya, BPIP ini memang sebaiknya saja dibubarkan saja. Yang dipersoalkan masalah bendera, nanti ujung-ujungnya kalau ada tulisan yang menyatakan haram, misalkan, nanti dijadikan alat untuk menggebuk santri," kata Abbas kepada detikcom, Jumat (13/8).
Baca juga:
Jalan di Sekitar Istana Ditutup saat Upacara HUT RI Besok
Penjelasan BPIP
Staf Khusus Dewan Pengarah BPIP Antonius Benny Susetyo (Romo Benny) pun meluruskan maksud lomba artikel Hari Santri yang ramai diprotes itu. Dia mengatakan lomba ini memang dikhususkan untuk Hari Santri sehingga temanya pun disesuaikan.
"Khusus untuk Hari Santri, BPIP memang membuat lomba-lomba yang dikhususkan untuk itu. Tapi BPIP juga akan membuat lomba-lomba untuk hari besar, seperti Natal, Waisak, atau hari besar Galunggung, Konghucu," kata Romo Benny kepada wartawan, Jumat (13/8).
"Temanya kan memang khusus karena itu menyangkut santri kan. Kan nanti juga misalnya menurut Kristen gimana penghormatan bendera. Untuk agama Buddha, Konghucu, Hindu juga akan ada," lanjutnya.
Dia menegaskan tidak ada maksud membenturkan nilai agama dan nasionalisme sebagaimana narasi yang diviralkan. Menurutnya, tema itu dimaksudkan untuk memupuk rasa cinta pada Tanah Air.
"Nggak ada pembenturan itu. Nggak ada. Maksudnya ini memupuk cinta pada Tanah Air," ujarnya.