Astronom asal Brasil, Jose Luis Pereira, berhasil menangkap kilatan terang di planet Jupiter pada Senin (13/9). Kilatan itu tampaknya berasal dari batu ruang angkasa yang menyala, melayang tinggi di atas atmosfer Jovian di planet terbesar di Tata Surya.
“Saya rajin mengamati planet,” kata Pereira kepada Space. “Ketika planet Jupiter, Saturnus, dan Mars berlawanan, saya mencoba membuat gambar di setiap malam di kala langit cerah. Terutama planet Jupiter favorit saya.”
Peristiwa itu terjadi pada Minggu (12/9) malam di São Caetano do Sul, di negara bagian São Paulo, Brasil. Kala itu, ia berencana akan memotret planet Jupiter serta merekam video guna keperluan program DeTeCt menggunakan Teleskop Newtonian 275mm f/5,3 dengan kamera QHY5III462C, ditambah lensa okuler Televue Powermate 5x (f/26,5) dan filter potong IRUV.
Cuaca tampak kurang bersahabat, tapi Pereira memutuskan untuk bertahan dan melanjutkan pengintaiannya hingga Senin (13/4), mengumpulkan 25 video Jupiter tanpa jeda waktu.
“Yang mengejutkan saya, dalam video pertama saya melihat cahaya berbeda di planet Jupiter. Tetapi saya tidak terlalu memperhatikannya karena saya pikir itu mungkin sesuatu terkait dengan parameter biasa, dan saya terus memantaunya tanpa ada rasa curiga," tulis Pereira.
Karena cuaca memburuk, Pereira memutuskan untuk menghentikan pengamatan itu. Ia juga tidak memeriksa hasil rekamannya dan memutuskan untuk memasukkan video ke dalam program DeTeCt kemudian bergegas tidur.
Ketika ia memeriksa hasil rekaman di keesokan harinya, ia melihat titik terang menyala-nyala di Jupiter.
"Saya memeriksa hasilnya hanya pada pagi hari tanggal 14, ketika program memperingatkan saya tentang kemungkinan dampak yang tinggi dan memverifikasi bahwa memang ada penampakan cahaya di video pertama malam itu," tulis Pereira.
Pereira memutuskan untuk mengirimkan informasi tersebut ke Marc Delcroix dari French Astronomical Society. Delcroix mengkonfirmasi bahwa Pereira memang merekam penampakan batu luar angkasa yang menghantam Jupiter pada Senin (13/9) pukul 18.39 waktu setempat atau Selasa (14/9) pukul 06.39 waktu Indonesia.
“Bagi saya itu adalah momen emosi yang luar biasa, karena saya telah mencari catatan peristiwa seperti ini selama bertahun-tahun," tulis Pereira.
Bagaimanapun, Jupiter adalah planet besar yang babak-belur. Karena mengorbit dekat dengan sabuk asteroid utama dan memiliki tarikan gravitasi yang kuat, Jupiter cukup sering dihantam batu luar angkasa.
Pada Juli 1994, misalnya, pecahan dari Comet Shoemaker-Levy 9 yang terkenal terdeteksi menghantam Jupiter, menciptakan jejak besar di atmosfer planet selama berminggu-minggu.
Tabrakan batu luar angkasa dan Jupiter juga pernah terjadi 15 tahun yang lalu, ketika sebuah batu luar angkasa menciptakan jejak seukuran samudra pasifik di udara Jupiter.
Seperti Shoemaker-Levy 9, jejak itu bertahan cukup lama sehingga menarik pengamatan para astronom.